Maraknya penggunaan aplikasi pesan instan, seperti WhatsApp, BlackBerry Messenger (BBM), dan Skype mencaplok lahan pesan pendek alias SMS.
Dalam tren komunikasi yang dipaparkan regulator telekomunikasi Belanda, OPTA, Senin, 14 November 2011, menunjukkan penurunan yang signifikan dalam lalu lintas SMS yang dikirim di Belanda pada periode enam bulan pertama di tahun 2011 dibandingkan enam bulan sebelumnya.
Operator terbesar di Negeri Kincir Angin itu, KPN, juga melaporkan penurunan volume SMS dari selama beberapa kuartal terakhir.
Satu alasan yang membuat SMS tidak populer lagi karena terjadi "perubahan perilaku pelanggan."
Pemandangan serupa juga disampaikan Wireless Intelligence. Lembaga yang memonitor pergerakan operator seluler di seluruh dunia ini juga mengidentifikasi pada periode yang sama, jumlah pengguna layanan SMS juga menurun di beberapa negara, seperti Prancis, Irlandia, Spanyol dan Portugal.
Mengutip data OPTA, jumlah SMS yang dikirim di Belanda sejak Januari-Juni 2011 sebanyak 5,7 miliar. Angka ini turun 2,5 persen dari volume SMS sepanjang Juli-Desember 2010 yang mencapai 5,9 miliar SMS. Meskipun mengalami penurunan jumlah, terjadi sedikit peningkatan pendapatan SMS sebesar 0,6 persen atau 378 euro.
Artinya, saat ini operator seluler harus memperhatikan layanan paket data yang dianggap lebih penting bagi pelanggan mereka.
Dengan melonjaknya penggunaan layanan data, otomatis pendapatan yang diraih dari "kantong" ini meningkat.
Masih menurut data OPTA, total pendapatan dari layanan data tumbuh 16 persen atau sekitar 405 euro.
Soal volume layanan data yang dipakai, OPTA membandingkan 1 megabita setara dengan satu SMS. Adapun besaran traffik data selama paruh pertama tahun ini tumbuh 24 persen menjadi 5,9 miliar megabita.
0 komentar:
Posting Komentar