Minggu, 27 November 2011

Misteri Kematian Para Pelukis Nyi Roro Kidul

Percaya atau tidak. Lukisan tentang Ratu Kidul pernah dikeramatkan oleh penghuni sebuah lokalisasi pekerja seks komersial, entah untuk pelaris atau supaya orang segan. Lukisan itu, karya Wara Anindyah saat di Sekolah Menengah Seni Rupa Indonesia Yogyakarta, diketahui raib waktu keluarganya di Magelang pindah rumah, tetapi si pelukis tak ambil pusing.



"Cerita tentang lukisan saya yang sampai di lokalisasi itu cuma menurut kabar dari teman-teman. Benar-tidaknya, saya tidak mengeceknya," tutur Wara (41). Lebih dari 20 tahun kemudian Wara melukis lagi Ratu Kidul. Akan tetapi, dengan gaya melukis yang dipilihnya, dalam ”My Name is Ratu Kidul”, sosok Ratu Kidul digambarkan seperti emak-emak berpipi tembam dan bergincu, berpayung, serta tampak repot dengan tas belanja. Kesannya, Ratu Kidul itu lucu.

”Ah, ini sekadar reka-rekaan saja, kayak di film-film Indonesia jenis film mistik dan horor itu, lho. Ratu Kidul menyamar jadi manusia. Jalan-jalan ke mal, belanja macem-macem. Lalu pulang lagi ke kerajaannya di kedalaman Laut Selatan,” ungkap Wara tentang karyanya yang dipajang dalam pameran seni rupa ”Ratu Kidul dan Dunia Mitos Kita” di Balai Soedjatmoko, Solo, 24-30 April 2010.
Ide Wara terasa orisinal. Ia melawan stereotip yang dipengaruhi budaya patriarki—sejak Panembahan Senopati membangun Kerajaan Mataram (1587), yaitu imaji tentang Ratu Kidul yang punya kecantikan sempurna. Sosok mitos yang hidup di masyarakat Jawa itu umumnya dipersepsikan negatif walau faktanya tidak begitu.

Nasib pelukisnya

Selama ini, banyak kisah tentang lukisan Ratu Kidul, sebanyak bumbu yang menyertai, entah datang dari senimannya atau makelarnya. Entah demi popularitas atau untuk mendongkrak harga. Bukan tidak mungkin karena, sebagai sumber inspirasi, Ratu Kidul berasal dari dunia gaib. Mitosnya, sosok itu bisa membuat tulah bagi yang bersikap sembarangan. Nasib pelukisnya sering dikisahkan tragis.

Semisal, lukisan Ratu Kidul oleh Basuki Abdullah yang dikeramatkan di sebuah kamar di Hotel Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Beberapa kali ia memang melukis dengan subyek yang sama. Terakhir, sebelum maestro pelukis naturalis itu terbunuh di rumahnya di Jakarta, ia dikabarkan datang ke Pantai Parangtritis, Yogyakarta. Pelukis asal Solo, Didik Suardi, juga pernah melukis Ratu Kidul. Namun, sepekan setelah lukisan itu selesai, Didik meninggal dunia (2001). Suhardjo (1941-1998), juga pelukis Solo, bernasib sama. Dalam keadaan sakit-sakitan ia menyelesaikan lukisan Ratu Kidul, tetapi tak selang lama ia pun menutup mata.

Untungnya, perupa sekarang tak punya sindrom atau takut ”kualat” terhadap sosok yang disakralkan itu. Namun, Ratu Kidul tetap memberi inspirasi untuk divisualkan. Ada yang melakukan pendekatan rasional, ada yang termotivasi lewat dunia mistik, ada pula yang menghayatinya sebagai bagian dari spiritualisme.

Di tengah kontroversi tentang fenomena Ratu Kidul, pameran seni rupa ”Ratu Kidul dan Dunia Mitos Kita” terasa istimewa. Pameran yang diikuti 18 perupa dari Solo dan Yogyakarta itu memperlihatkan sejumlah visi dan tafsir seniman mandiri; dan bisa jadi ekspresi dari bawah sadar mereka. Karya-karya itu memperluas cakrawala tentang dunia mitos (Ratu Kidul), dengan konsekuensi di luar batasan estetika lumrah.

Lucia Hartini (51), pelukis surealis yang lebih dari lima tahun vakum tidak melukis, misalnya, merasa ”terpanggil” dan antusias untuk ikut. Sebabnya, dalam beberapa tahun terakhir ia mengaku intim dengan fenomena itu. Konon, ada beberapa peristiwa ”ajaib” yang menyertai proses karyanya. Hasilnya, Ratu Kidul adalah sosok perempuan muda tengah melayang berbalut busana tipis warna hijau, dalam pusaran rambut panjang dan latar gelombang laut biru serta susunan karang yang tercipta dari arsiran lembut dan rinci—gaya khas Hartini.

Sensual, horor

Itu berbeda dengan Almarhum Suhardjo, Herri Sudjarwanto, Sumantri, Totok Buchori, Ki Gedhe Solo, juga sebuah lukisan anonim koleksi Wilono Edy Kusumo, semua dalam gaya naturalis yang cenderung memperkuat imaji orang tentang Ratu Kidul selama ini. Herri menyuguhkan perempuan cantik bermahkota; terkesan horor karena ada penyu muncul dari kakinya, diapit dua ekor ular besar bermata merah.
Kengerian berbeda ditampilkan Agus Merapi yang melukiskan kepala Ratu Kidul menyatu dengan perbukitan karang yang keropos. Rambutnya bergelung kembang melati, bibirnya merah darah. Uniknya, sang ratu berkalungkan telepon seluler. ”Itu simbolik, saking banyak orang sekarang yang mau kontak dengan Ratu Kidul dengan pamrih masing-masing,” papar Agus.

”Nyi Ratu Kidul” di mata Sumantri adalah sosok perempuan cantik, sensual, berambut panjang dengan dada membusung. ”Pancaran matanya binal dan tubuhnya menyiratkan berahi yang tak terhindari,” kata Sumantri. Visi serupa terlihat pada karya Ki Gedhe Solo, ”Transendental”. Anehnya, pria yang berprofesi sebagai penyembuh alternatif ini memilih Aria Giovanni, seorang bintang porno asal AS, sebagai model karena dianggap mewakili imaji tentang Ratu Kidul. ”Saya memilihnya setelah menyaksikan ribuan file wanita cantik,” katanya.

Sebaliknya, Totok Buchori mencitrakan Ratu Kidul sebagai wajah perempuan keraton yang teduh, muncul dari balik jendela. Sementara pada ”Aku Datang” karya VA Sudiro (71)—yang melukiskan sepasang pria-wanita berbusana Jawa menghadap pantai di bawah langit lembayung—kita menangkap impresi surealisme Kejawen.

Mitos Ratu Kidul ternyata bisa ditafsirkan secara bebas. Dyah Yulianti mengidentikkan Ratu Kidul sebagai Ibu dan sumber kehidupan. ”The Realm of Spirit” terasa mengejutkan; gaya melukis yang ekspresionistik dengan menampilkan sosok-sosok perempuan di tengah gebyuran cat biru dan putih. Tafsir bebas serupa kita dapatkan pada Teddy D, ”Menyapa Bintang Selatan”: seorang anak menjumput sebuah bintang di tengah tebaran ”bulan-bulan” di langit.

Adapun karya instalasi Ivan Sagito, ”Irasionalitas Kolektif”; jajaran 11 gelung rambut dari bahan perunggu, menunjukkan mitos di masyarakat adalah hasil pikiran irasional bersama. Adapun Nasirun menawarkan kepada kita ”wajah” Ratu Kidul lewat 13 panil kecil dengan memanfaatkan bingkai kayu jati yang keropos. Sebuah karya eksperimental yang terasa subtil tentang subyek yang kontroversial itu.

Lukisan ”Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun” adalah tafsir Djoko Pekik (73) bahwa sikap menghamba secara berlebihan kawula alit terhadap raja selama ini sengaja dibangun melalui mitos perkawinan raja Jawa dan Ratu Kidul. Itu tak lain tipu muslihat untuk mengukuhkan wibawa dan kekuasaan raja. Lucunya, dalam lukisan agak karikatural ini, yang jadi raja adalah Pekik sendiri.

Menantang Tuhan: Menara Babel dibangun kembali

Menara Babel secara tidak langsung disinggung dalam Alkitab dan Al-Quran, dan kemungkinan dalam kitab-kitab suci lainnya dengan cara yg berbeda.

Menara Babel

Menara Babel dalam Alkitab:

Quote:Kejadian 10:31-32, 11:1-10

10:31 Itulah keturunan Sem, menurut kaum mereka, menurut bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka. 10:32 Itulah segala kaum anak-anak Nuh menurut keturunan mereka, menurut bangsa mereka. Dan dari mereka itulah berpencar bangsa-bangsa di bumi setelah air bah itu. 11:1. Semula, bangsa-bangsa di seluruh dunia hanya mempunyai satu bahasa dan mereka memakai kata-kata yang sama. 11:2 Ketika mereka mengembara ke sebelah timur, sampailah mereka di sebuah dataran di Babilonia, lalu menetap di sana. 11:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain, “Ayo kita membuat batu bata dan membakarnya sampai keras.” Demikianlah mereka mempunyai batu bata untuk batu rumah dan ter untuk bahan perekatnya. 11:4 Kata mereka, “Mari kita mendirikan kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, supaya kita termasyhur dan tidak tercerai berai di seluruh bumi.”

11:5. Maka turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh manusia. 11:6 Lalu Ia berkata, “Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa, dan ini baru permulaan dari rencana-rencana mereka. Tak lama lagi mereka akan sanggup melakukan apa saja yang mereka kehendaki. 11:7 Sebaiknya Kita turun dan mengacaukan bahasa mereka supaya mereka tidak mengerti lagi satu sama lain.” 11:8 Demikianlah TUHAN menceraiberaikan mereka ke seluruh bumi. Lalu berhentilah mereka mendirikan kota itu. 11:9 Sebab itu kota itu diberi nama Babel, karena di situ TUHAN mengacaukan bahasa semua bangsa, dan dari situ mereka diceraiberaikan oleh TUHAN ke seluruh bumi.
Menara Babel dalam Al-Quran:

Quote:“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain , dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak), yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri, lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu, karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab,” (QS. 89:6-13)”
Ada benang merah yang bisa didapatkan dari kisah tentang menara babel yang diceritakan dalam Perjanjian Lama dengan apa yang tertera di dalam Al-Quran. Pendirian menara babel merupakan simbolisasi keangkuhan dan kesombongan manusia dan yang lebih parahnya, mereka melakukan hal itu untuk menantang Tuhan.

Sejak selesai pada tanggal 14 Desember 1999, parlemen Uni Eropa mengangkat alis akan pertanyaan tentang strukturnya. Menara utama, yang disebut bangunan “Louise Weiss”, tampak aneh dan modernis. Mengapa terlihat belum selesai? Promotor mengatakan itu mencerminkan “sifat belum selesainya Eropa”. Namun, beberapa penelitian tentang subjek mengungkapkan simbolisme gelap dalam bangunan. Mengekspos sumber sesungguhnya dari inspirasi di belakang gedung Weiss Louise adalah mengekspos kepercayaan esoteris elit dunia, aspirasi gelap dan interpretasi mereka atas kitab suci kuno.

Kita akan pergi langsung ke lokasi bangunan Louise Weiss, bangungan yang dibangun ini dimaksudkan agar terlihat seperti lukisan “Menara Babel” oleh Pieter Bruegel tahun 1563. Cerita mengatakan bahwa Menara Babel tidak pernah selesai. Jadi, Parlemen PBB pada dasarnya adalah melanjutkan pekerjaan yang belum selesai dari Nimrod, para tiran terkenal, yang membangun menara Babel untuk menentang Allah. Apakah Anda pikir ini adalah sumber inspirasi bagi sebuah “lembaga demokratis”?

Parlemen EU

Nimrod dan Menara Babel

Cerita tentang Nimrod dan menara Babel muncul dalam teks-teks berbagai budaya kuno termasuk Ibrani, Islam, Yunani dan Kabbalah. Nimrod dikatakan pendiri dan raja dari kerajaan pertama setelah air bah. alam-Nya meliputi Babel (Babel), Uruk, Akkad dan Calneh. Ia dikenal sebagai raja yang membawa tirani kepada orang-orang sambil berusaha untuk menghilangkan keyakinan agama.

Quote:“Pada saat tersebut Nimrod yang bersemangat sekali dalam dalam penghinaan kepada Tuhan. Dia adalah cucu dari Ham, anak Nuh, seorang pria berani, dan kekuatan tangan yang besar. Dia membujuk mereka untuk tidak menganggap Allah, seolah-olah bukan Allah yang membuat mereka senang, tapi untuk percaya bahwa itu adalah keberanian mereka sendiri yang membuat mereka memperoleh kebahagiaan. Dia juga secara bertahap berubah menjadi tirani pemerintah, untuk mengubah manusia dari takut akan Allah, Nimrod membawa mereka ke dalam ketergantungan konstan pada kuasa-nya… Setelahnya, banyak orang sangat siap untuk mengikuti Nimrod, dan menganggap pengecut bagi yang menyerahkan diri kepada Allah “
Menurut laporan Alkitab, Babel adalah kota yang menyatukan umat manusia, semua berbicara satu bahasa dan bermigrasi dari Timur. Ini adalah kota rumah Nimrod. Dia memutuskan bahwa kota itu harus memiliki menara sangat besar bahwa “puncaknya harus di langit”. Namun menara itu bukan untuk menyembah dan memuji Tuhan, tetapi didedikasikan untuk kemuliaan manusia dengan motif membuat ‘nama’ untuk pembangun. Versi Midrash dari cerita ini bahkan menambahkan bahwa pembangun Menara mengatakan:

Quote:“Tuhan tidak punya hak untuk memilih dunia atas untuk diri-Nya, dan untuk meninggalkan dunia yang lebih rendah untuk kita, sehingga kita akan membangun menara, dengan idola di atas memegang pedang, sehingga mungkin muncul seolah-olah kita dimaksudkan untuk perang dengan Allah “.
Tuhan yang mengetahui segalanya memberikan setiap orang dengan bahasa yang berbeda untuk membingungkan mereka. Tidak dapat melanjutkan pekerjaan, orang-orang tersebar di seluruh dunia. Dan menara Babel ini tidak pernah terselesaikan.

Simbolisme dari Parlemen Uni Eropa


Parlemen EU yang bagian atasnya sengaja tidak diselesaikan
Jadi pembangunan Parlemen Uni Eropa menyerupai Menara Babel mengirimkan pesan kepada dunia bahwa Nimrod memiliki filosofi yang tepat. Pembangunan menyerupai Menara Babel adalah ide yang bagus. Jadi kita sedang mencari:

1. Sebuah pengenalan bertahap terhadap tirani
2. Penghapusan penyembahan terhadap Allah dan untuk memperkenalkan ketergantungan pada kekuasaan
3. Semua orang berbicara bahasa yang sama dan agama yang sama
4. Menolak Tuhan ketika manusia mencoba untuk menjadi tuhan

Apa yg anda ketahui? Mereka adalah ajaran utama dari kepercayaan esoteris elit dunia. Mereka tidak Kristen atau Muslim atau apapun yang berkaitan. Sistem kepercayaan mereka didasarkan pada Agama Misteri (pagan ritual, pemujaan Matahari, mengingat Lucifer sebagai orang yang memberi terang bagi umat manusia, melihat Tuhan sebagai kekuatan ingin menjaga manusia dalam gelap). New World Order akan “mengeksekusi” semua yang menyembah Allah, memperkenalkan bahasa tunggal dan mengubahnya menjadi demokrasi tirani.

Poster

Apakah saya terdengar seperti kurang informasi dari luar sana? Apakah saya telah “membaca” terlalu banyak ke dalam gedung ini? Jawaban adalah: TIDAK. Berikut adalah poster RESMI mempromosikan Parlemen Uni Eropa:

Poster RESMI Parlemen EU
Kita dapat melihat elit Eropa membangun kembali Menara Babel. Berikut beberapa poin yang perlu diperhatikan: Pertama, kita memiliki sebuah konfirmasi bahwa bangunan Louise Weiss benar-benar terinspirasi oleh Menara Babel. Poster diciptakan kembali menara tepat seperti lukisan Pieter Bruegel. Kedua, slogan: “Eropa: Banyak Lidah Satu Suara” merujuk kepada Allah membingungkan masyarakat dengan banyak bahasa. Parlemen efektif akan membalikkan hukuman Tuhan untuk mengajarkan pelajaran tentang penyembahan berhala dan arogansi. Ketiga, lihatlah lebih dekat bintang-bintang di bagian atas. Apakah mereka terlihat aneh? Mereka terbalik alias pentagram terbalik. Simbolisme balik pentagrams sangat mendalam dan kompleks tetapi kita dapat mengatakan bahwa pentagram biasa merujuk pada “Keputusan Baik” dan pentagram terbalik mengacu pada “Hukum Setan”.

Evil Law
Bintang pada poster yang terbalik:


Bintang terbalik pada poster
Poster ini telah dilarang karena protes oleh banyak kelompok. Namun itu sangat mengungkapkan dan membuktikan pola pikir esoteris dari pembangun Parlemen Uni Eropa.

Abduksi Europa

Patung di depan gedung Winston Churchill 
Patung ini berdiri di depan gedung Winston Churchill, mengacu pada mitologi kuno dan menggambarkan satu representasi paling kuno di Eropa. Berdasarkan sebuah cerita di mana Zeus menyamar sebagai banteng putih dalam rangka merayu putri Eropa yang sedang mengumpulkan bunga. Ketika putri itu mendekati banteng itu dan naik di belakang, banteng merebut kesempatan untuk melarikan diri dengan putri tersebut dan Zeus akhirnya memerkosanya (saya memberi Anda versi tidak disensor dari cerita).

Jadi wanita (yang mewakili Eropa) di atas banteng ini adalah untuk mendapatkan perkosaan. OK, aneh. Bagaimanapun, itu merupakan Good vs Evil, Sun vs Moon dan semua itu. Sebuah bagian yang tidak terpisahkan dari Agama Misteri. Pelajari tentang hal ini.

Kesimpulan

Uni Europeen adalah superstate yang saat ini mencakup 27 negara (mungkin akan lebih banyak di masa mendatang). Iman yang sama menunggu negara Amerika dan Asia, yang terikat untuk bersatu di bawah bendera yang sama dan mata uang untuk menciptakan superstates lain. Mereka adalah blok bangunan menuju Pemerintah Dunia Tunggal, tujuan aktif dicari oleh para elit dunia (sama dengan tujuan Menara Babel yang dibangun, satu bangsa). Parlemen Uni Eropa merupakan monumen pertama mewakili superstate dan mengungkapkan, melalui simbolisme intens-nya, kebencian terhadap agama, rencana untuk New World Order dan tirani yang mereka tutupi secara halus.

“Telah berlalu aturan-aturan yang tetap sebelum kamu, maka karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah)” Ali Imran: 137

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Visitors

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops