Senin, 02 Januari 2012

Keindahan Air Terjun Victoria di Afrika




Air terjun Victoria merupakan salah satu air terjun paling spektakuler di dunia. Air terjun ini terletak di Sungai Zambezi, yang pada saat ini membentuk perbatasan antara Zambia dan Zimbabwe. Air terjun ini memiliki lebar kira-kira 1 mil (1,6 km), dengan ketinggian 128m (420 kaki).

David Livingstone, penjelajah Skotlandia, mengunjungi danau ini pada 1855 dan menamakannya atas nama Ratu Victoria, sedangkan nama lokalnya adalah Mosi-oa-Tunya, "asap menggelegar." Air terjun ini merupakan bagian dari dua taman nasional, Mosi-oa-Tunya National Park di Zambia dan Victoria Falls National Park di Zimbabwe, dan juga Situs Warisan Dunia UNESCO. Air terjun ini merupakan obyek wisata utama di Afrika Selatan.





indah banget kan?? yang menarik lagi disana ada suatu tempat yang dikenal dengan nama The Devil's Swimming Pool, sesuai namanya kolam renang ini diyakini sebagai kolam paling berbahaya di dunia ; tapi bukan karena banyak penunggunya tapi karena letak dari kolam itu sendiri.

Letak kolam renang ini ada tepat di pinggir tepian air terjun. Kolam ini terbentuk karena deretan karang alami yg mencuat ke atas tepat di bibir jurang dan membentuk cerukan. nah kalau mau berenang di sini kudu waspada jangan sampai lengah atau agan2 sekalian bakalan segera ngeliat malaikat pencabut nyawa, karena begitu dekatnya dengan bibir air terjun.

The Devil's Swimming Pool



Anda ingin mandi dengan tantangan ? tentu anda perlu mencoba hal unik ini… mandi di kolam renang yang beredekatan dengan air terjun. Ya… sebenarnya ini adalah air terjun, namun dibuat sehingga membentuk kolam renang pada bagian atasnya. Sensasi air jeram yang mengalir deras ditambah dengan suasana tepian jurang di air terjun membuat stress menjadi hilang.

Bagi penyuka tantangan, berenang di Devil's Pool alias kolam renang setan merupakan pilihan tepat. Betapa tidak, letaknya di bibir Victoria Falls, air terjun terbesar dunia dengan ketinggian 108 meter dan panjang 1,7 km








"Sesuai namanya, Devil's Swimming Pool, kolam renang ini diyakini sebagai yang paling berbahaya di dunia. Devil's bukanlah buatan manusia tapi ceruk alami di air terjun terbesar yang terletak di perbatasan Zimbabwe dengan Zambia."

Deretan karang alami yang muncul tepat di bibir jurang dan ceruk di ujung air terjun bisa dijadikan tempat berenang ketika air sedang dangkal dan tidak deras.
Biasanya selama September sampai Desember. Di saat seperti ini, para perenang bahkan bisa melongok ke dasar jurang dari ujung air terjun itu tanpa perlu takut terseret derasnya air.

Tempat wisata yang terletak di sisi Zambia ini tiap tahunnya dibanjiri wisatawan yang ingin melihat dasar air terjun dari puncaknya.

Beberapa bahkan berani membiarkan diri terbawa arus deras sampai ke bibir air terjun sebelum mentok karena terhalang karang. Di bawah mereka, sejauh 108 meter, Sungai Zambezi mengalir deras.

"Di bulan-bulan selain September - Desember, yang berani berenang di Devil's akan langsung terseret dan terempas di dasar Sungai Zambezi karena karang penghalang di bibir air terjun itu terendam air yang mengalir deras."

Angela Stugren , turis AS yang mengunjungi tempat itu mengatakan tempat ini lebih menyeramkan dari bungee jumping. "Perasaan bisa terseret air yang tenang membuat Anda seperti gamang," katanya.

Dikenal dengan nama Mosi-oa-Tunya atau asap menggelegar dalam bahasa setempat, air terjun ini menumpahkan 500 juta liter air setiap menitnya dari bibir air terjun yang panjangnya tak kurang dari 1,6 km. 

Pelangi yang dihasilkan dari uap air terjun ini bahkan bisa dilihat dari jarak 48 km. Total ada tujuh jeram utama yang termasuk dalam air terjun Victoria ini.

Tips Dan Trik Membaca Resep Dari Dokter

Mohon untuk jangan di salah gunakan resep dokter dengan HAL- HAL yang Negatif

Sekali lagi ane mohon maaf kalo ane di rasa melanggar kode etik kedokteran, karena menurut ane itu kembali ke pribadi konsumen masing2 dalam menyikapinya, himbauan ane jangan sekali2 bermain dengan resep dokter untuk hal yang negatif [Narkotik dll] karena akan membahayakan anda sendiri di kemudian hari
Terima Kasih

Resep dokter (℞) adalah suatu pesanan (terutama dalam bentuk tertulis) dari profesional perawat kesehatan kepada apoteker (farmasis) atau terapis lain untuk memberikan terapi pada pasiennya. Simbol"Rx" yang berarti "resep" adalah transliterasi simbol huruf kapital R dengan tanda silang pada diagonal.

Lalu bagaimana kita, sebagai orang awam dapat membacanya? Mari kita lihat contoh Resep Dokter dibawah ini:


Keterangan gambar diatas gan 

1. Sebuah Resep yang Lengkap diantaranya Harus Mencantumkan Nama Dokter dan Alamat Prakteknya, seperti terlihat dibagian atas Resep ini.

2. Harus menyertakan Tanda R/ di resepnya. Tanda R/ ini singkatan dari Bahasa Latin yakni Recipe artinya Ambilah.

3. Di bagian R/ yang pertama terlihat ada beberapa obat dalam satu R/. Sudah bisa ditebak, bahwa Obat ini akan diracik. Obat yang terdapat didalam R/ yang pertama terdiri dari : CTM, Efedrin, Aminophyline, Laktas Calsium, Glyceril guaicolate. Jumlah Miligram (mg) atau Tablet (tab) disamping obat, adalah jumlah obat yang dibutuhkan.

4. Masih diresep R/ pertama, ada perintah Cara Pembuatan dengan kata-kata seperti ini : ” m.f. pulv. dtd No. XC da in caps”. Ini adalah singkatan dalam Bahasa Latin yakni “Misce Fac Pulvis Da Tales Dosis Numero XC, Da In Capsule”.

m.f = Misce Fac = Buatlah
pulv = Pulvis = Serbuk
dtd = Da Tales Dosis = Sesuai Dosis
No. XC = Nomero XC = Banyaknya 90
da in caps = Da In Capsule = Buat dalam bentuk Kapsul

5. Masih di R/ yang pertama. Tertulis “S. 3 dd caps I”. Ini dapat diartikan : Signa Tre De Die Capsule Uno. Artinya : Tandailah 3 Kali Sehari Satu Kapsul.

6. Beralih di R/ yang kedua. Tertulis “Salbutamol 2mg tab No VL”. Artinya : Obat Salbutamol 2mg Berbentuk Tablet Sebanyak 45 Tablet. Setelah itu tertulis juga : “S. 3 dd ½”, artinya “Pakailah Salbutamol 2mg itu, 3 kali sehari 1/2 Tablet sekali minumnya”

7. Beralih ke R/ yang ke tiga. Tertulis “Interhistin tab No XXX”. Sama dengan R/ yang kedua, Obat Interhistin diminta sejumlah 30 tablet. Dan dibawahnya tertulis aturan pakainya : “S. 2 dd 1?, artinya Minumlah 2 Kali sehari masing-masing 1 tablet.

8. Masuk ke R/ ke empat. Disana tertulis “OBH Syr fl. I”. Bahasa latinnya : “OBH Sirup Flesh Uno”. Artinya : “OBH Sirup sebanyak 1 Botol. Dibawahnya tertulis aturan pakai nya “S. 3 dd C I”. Bahasa Latinnya : “Signa Thre De Die Cochlear Uno”. Artinya : “Minum OBH Sirup 3 Kali Sehari Satu Sendok Makan”.

9. Setelah pembahasan semua jumlah obat, tidak kalah pentingnya, bahwa Nama Pasien, Umur dan Alamat. Jangan terima jika resep bila Nama Pasien Anda tidak jelas atau lengkap (Bagi Petugas Apotek).

10. No. RM = Nomer Rekam Medik. Artinya Pasien Tn Sodikin sedang menjalani Rawat Inap di RSAL Mintohardjo.

Berikut ini beberapa rahasia tulisan didalam resep dokter :


 

Semoga artikel ini makin menambah wawasan kita seputar dunia kedokteran dan kesehatan.

Menjelajahi Wisata Kota Bengkulu

Gugus-gugus awan di Bengkulu terasa begitu dekat seakan hendak runtuh dari langit. Deru ombak menemani langkah-langkah kecil saya menyusuri jalanan senyap di Malabro, sementara matahari masih malu-malu menampakkan diri dari balik dinding benteng yang berlumut.



Hanya butuh seminggu perencanaan sebelum saya memutuskan berkunjung ke kota ini. Bengkulu boleh dibilang merupakan ibukota provinsi paling sunyi di Pulau Andalas. Meskipun pernah menjadi sentra pertahanan Inggris di Asia, bumi Rafflesia jauh dari kesan keramaian. Berikut catatan saya mencumbu pesona wisata yang tersembunyi di balik nuansa senyap kota bersejarah ini.

Lintas Barat 

Perbincangan singkat dengan Gita dan Putri sudah cukup membuat saya penasaran dengan pesisir barat Sumatera. Alhasil pesawat terbang saya coret dari opsi moda transportasi. Sebagai gantinya perjalanan darat lintas barat Sumatera selama 28 jam menjadi pilihan utama. Jadilah pagi itu saya berangkat dari Jakarta dengan menggunakan bus Siliwangi Antar Nusa (SAN) menuju Bengkulu.

Sesaat sebelum matahari tenggelam, kami sudah mencapai Bandar Lampung. Perjalanan melintasi Teluk Betung relatif lancar dengan pemandangan pantai di sepanjang jalan. Namun sensasi pesisir barat Sumatera justru baru dimulai dari sini.

Bus terus bergerak menuju ke arah barat. Menjelang tengah malam GPS saya menunjukkan arah perjalanan berbelok ke utara. Di sinilah serunya. Sesaat setelah melewati kota Liwa pemandangan berubah menjadi hutan belantara yang gelap gulita. Musik ala India pun instan diputar keras-keras oleh sopir bus untuk memecah keheningan rimba. Sementara hujan turun membasahi jalan raya rusak yang lebarnya hanya muat untuk dua bus itu dan ranting-ranting pohon menampar-nampar kaca secara konsisten membuat perjalanan semakin menarik.

Hanya sesaat usai memasuki areal Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), bus yang saya tumpangi mengalami patah as di tengah hutan rimba yang terkenal dengan gajahnya itu. Mungkin sebab dipaksa bekerja terlalu keras sejak kemarin. Mau tidak mau, kami terpaksa menunggu dua jam hingga matahari terbit sebelum para kru memberanikan diri keluar dari bus dan memperbaiki kerusakan tersebut di tengah-tengah hutan belantara.

Perjalanan dilanjutkan meninggalkan Lampung menuju ke Bengkulu, melintasi banyak penatapan tepi pantai dan sungai yang belum tercemar. Akhirnya kami tiba di kota Bengkulu pada pukul dua siang, sekaligus menutup petualangan menarik selama 28 jam di dalam bus.

Pantai Panjang 

Usai menyinggahi Fort Marlborough segera setelah tiba di kota Bengkulu, keesokan harinya saya mencoba menyusuri Pantai Panjang dengan berjalan kaki. Ternyata prediksi saya meleset. Pantai ini jauh lebih panjang daripada yang saya duga, membentang nyaris sepuluh kilometer dari ujung ke ujung sebelum berakhir di gugus karang Pantai Tapak Paderi.

Sebenarnya, Pantai Panjang punya pola mirip Pantai Kuta di Bali dengan pasir dan ombak yang lebih menawan. Sayangnya pantai yang masih sangat bersih ini agak tidak optimal sebagai resort pariwisata. Memang pemerintah lokal telah membangun jalan setapak serta pepohonan kasuarina rimbun di sepanjang sisinya, namun wisatawan nampaknya masih kurang mengenal tempat ini, alih-alih berkunjung.

Kebetulan di siang yang panas itu hanya ada saya dan seorang turis gemuk dari Inggris, namanya Phil. Saya sempat bercakap dengannya dan Phil berkisah bagaimana Bengkulu kadangkala menjadi figur penting dalam sejarah Inggris di Asia. Bukan hal aneh apabila kebanyakan wisatawan asing di Bengkulu berasal dari negara-negara Britania.

Selain Phil, saya tidak melihat ada orang lain di sana. Pantai Panjang begitu bersih. Pasirnya putih kekuningan tanpa ada seonggok pun sampah berserakan. Saya merebahkan diri di tepinya sambil merasakan gelombang-gelombang kecil sesekali membasuh tubuh. Airnya pun sedemikian jernih hingga batas cakrawala nyaris tidak nampak.

Mengingat panjangnya yang berkilo-kilometer, tentu seluruh area pantai tidak dapat diekspresikan dengan satu warna. Apabila anda berjalan mendekati perkampungan penduduk di seputar Malabro maka sudut Pantai Panjang di sini agak berbeda. Pantainya ditumbuhi vegetasi sejenis rumput dan di sisinya tersedia banyak kursi-kursi lapuk dari kayu yang menghadap ke Samudera Hindia.

Apabila dilihat dari fasilitas yang tersedia, sebenarnya pemerintah Bengkulu sudah ancang-ancang untuk menjadikan pantai ini sebagai resort wisata. Sayang, kurangnya popularitas resort ini justru membuat usaha pariwisata pantai ini seperti pesawat terbang yang gagal take-off. Tentu dengan kualitas pantai yang baik seperti ini dan kedekatannya dengan pusat kota, Bengkulu punya potensi untuk menjadikannya tujuan wisata populer.

Apabila anda mempunyai waktu liburan, pantai ini pantas untuk dikunjungi. Memang di sana belum tersedia amusement semacam jetski, banana boat, atau parasailing. Namun setidaknya kesunyian yang ada mampu membantu bersantai sejenak. Soal akses tidak perlu khawatir, lokasi pantai ada di sisi jalan raya beraspal. Bahkan anda sanggup dengan mudah mengakses berbagai penginapan dan Bengkulu Indah Mall yang terletak tepat di sebelah pantai ini.

Rumah Soekarno

Tidak lebih dari satu abad yang lalu, Bengkulu dianggap sebagai daerah terpencil oleh pemerintah kolonial. Tidak mengherankan apabila kemudian kota Bengkulu dipilih sebagai lokasi pembuangan Presiden Soekarno tahun 1930-an. Kini rumah tempat pengasingan proklamator tersebut dipugar sebagai landmark wisata sejarah. Rumah ini dibuka untuk umum. Satu-satunya hal yang membuat saya tidak habis pikir adalah karcis masuknya yang dua ribu rupiah. Jujur saja itu ongkos masuk yang terlalu murah untuk tempat bersejarah seperti ini. Apalagi perawatannya pasti membutuhkan dukungan dana yang besar.

Rumah klasik ini awalnya milik saudagar bernama Tjang Tjeng Kwat, yang kemudian dipinjamkan guna menampung sang proklamator selama dalam pengasingan. Rumah kecil ini terdiri dari empat kamar, dua di antaranya kamar tidur. Di dalamnya tersimpan beberapa barang menarik. Misalnya sepeda tua yang dulunya dipakai oleh Bung Karno, sisa-sisa kostum antik ketika beliau memimpin klub sandiwara Monte Carlo, hingga buku-buku berbahasa Belanda yang menjadi bacaan beliau.

Kamar tidur Bung Karno terletak di sisi bagian belakang rumah dan kasurnya hanya setipis roti di Pizza Hut, ukuran yang mungkin sudah cukup mewah untuk rakyat zaman tersebut. Sementara itu pada halaman belakang ada sebuah sumur tua. Menurut petugasnya, menjelang Pemilu, politikus ramai-ramai berkunjung untuk membasuh diri di sumur tua ini. Mungkin akan lebih bagus lagi jika para politikus klenik tadi mau menceburkan diri ke sumur setelah masa jabatan selesai.

Menjelang sore hari, saya menyempatkan diri mengunjungi Pantai Tapak Paderi yang posisinya di samping Fort Marlborough. Meskipun cuaca cukup mendung, pemandangan matahari tenggelam di balik Fort Marlborough masih sempat saya saksikan. Malam itu saya berjalan kaki di tengah hujan gerimis menuju ke penginapan dengan masih menyisakan satu hari lagi di Bengkulu guna mencari lokasi-lokasi bonus yang belum sempat saya kunjungi di tanah ini.

Danau Dendam

Namanya terdengar aneh. Danau Dendam Tak Sudah atau biasanya disebut warga dengan nama Danau Dendam terletak sekitar delapan kilometer di sebelah utara kota Bengkulu. Pada pagi-pagi buta saya berkunjung ke sana memanfaatkan jasa ojek. Tukang ojek tadi merupakan warga asli suku Rejang, yang berasal dari sebelah timur Bengkulu. Banyak cerita yang kami berdua bagikan selama di perjalanan, termasuk salah satunya bahwa bapak itu punya seorang anak di Korea yang bekerja sebagai kuli kapal sejak setahun yang lalu.

Kembali ke topik bahasan. Danau Dendam pagi itu sangat sepi. Hanya nampak beberapa nelayan mencari ikan di danau. Sementara saya sendiri duduk tenang di pondok-pondok yang tersedia di tepinya menunggu matahari terbit. Perlahan-lahan matahari muncul dari balik hutan dan air danau yang jernih sontak memantulkan cahaya keemasan. Sayangnya pemandangan menawan tersebut hanya berlangsung singkat dan saya harus kembali ke kota.

Hari terakhir di Bengkulu saya pergunakan untuk menyelami kehidupan masyarakatnya. Di dekat Monumen Thomas Parr, anda dapat menemukan pasar tradisional yang menjadi denyut kehidupan masyarakat Bengkulu. Di sana saya menyempatkan menikmati tempoyak, kuliner khas Bengkulu yang dibuat dari durian difermentasi. Selain itu tidak jauh dari sana terdapat Kampung Cina yang merupakan pemukiman tua berarsitektur Cina yang dihuni warga keturunan Tionghoa.

Transportasi :

Bus PO SAN Jakarta-Bengkulu Rp 215K | Pesawat Lion Air BKS-CKG Rp 390K | Ojek Dalam Kota Rp 2K | Angkot Rp 2K | Akomodasi : Hotel SS Rp 80K (bisa share 2-3 orang) | Makan Rp5K - 15K | Wisata : Fort Marlborough Rp 2K | Rumah Bung Karno Rp 2K | Pengeluaran : sekitar Rp 786K


Kota Bengkulu

Kota Bengkulu mempunyai potensi wisata yang menjanjikan. Mengabaikan Bukit Kaba dan Curug Sembilan yang terletak jauh di luar kota, kota Bengkulu sendiri sudah pantas menjadi daya tarik bagi wisatawan. Barangkali dua poin penting yang kurang untuk daerah ini adalah promosi wisata dan pelayanan turisme bagi wisatawan. Berapa banyak dari anda yang sudah pernah mendengar tempat-tempat wisata di Bengkulu? Saya yakin tidak banyak. Itu kendala pertama.

Kendala nomor dua adalah lemahnya pelayanan wisata. Hal ini terlihat dari minimnya papan-papan penunjuk jalan di seantero kota. Padahal bagi para turis dan backpacker, papan penunjuk jalan adalah senjata utama ketika GPS tidak memberikan data yang reliabel. Beberapa fasilitas wisata terutama pemandu dan atraksi amusement juga non-eksisten di Bengkulu.

Antara membangun infrastruktur terlebih dahulu serta menanti kedatangan wisatawan ibarat lingkaran setan. Salah satu harus dimulai terlebih dahulu. Namun yang tak kalah penting adalah membuka awareness masyarakat luas-luas terhadap potensi di Bengkulu saat ini. Soal ini, pertumbuhan tempat wisata sangat bergantung kepada para wisatawan perintis serta backpacker yang suka bepergian ke resort-resort non-konvensional.

Apabila anda berminat tamasya ke Bengkulu, luangkan waktu 2-3 hari. Untuk para budget traveler (backpacker), anda bisa mengajak banyak teman anda untuk menekan biaya hotel dengan cara sharing kamar. Selain itu biaya perjalanan bisa ditekan melalui perjalanan darat, apalagi jika anda rela menggunakan bus ekonomi ketengan (ganti bus di setiap terminal) tentu dengan resiko waktu tempuh yang akan membengkak. Ada waktu liburan? Visit Bengkulu!

 tambahan Curup di Kabupaten Curup Bengkulu: 




Aneka Lampu Teplok Antik

LAMPU TEPLOK, SEMANGAT YANG HARUS DIRAWAT

Di zaman yang serba canggih ini kita sering lupa kepada hal-hal yang sederhana. Untuk ukuran zaman sekarang, lampu teplok dianggap barang kuno yang sudah ketinggalan zaman. Padahal pada zamannya, lampu teplok dibutuhkan untuk menghasilkan cahaya untuk penerangan pada saat gelap di waktu malam.

Perjuangan pergerakan kebangsaan ibarat perjuangan untuk mendapatkan cahaya agar malam yang gelap menjadi terang. Dan setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan, ibarat pengorbanan sumbu dan minyak pada lampu teplok. Untuk menghasilkan cahaya, sumbu akan habis terbakar, juga minyak.

Nasionalisme atau semangat kebangsaan, ibarat lampu teplok, akan tetap terang cahayanya apabila kita rajin merawat lampu teplok tadi. Untuk bisa menyala, lampu teplok harus ada minyak tanahnya sebagai bahan bakar. Sumbu harus sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Semprong (kaca pelindung api) harus selalu dibersihkan dari jelaga. Maka semangat nasionalisme ibarat lampu teplok yang harus dirawat agar bisa mendapatkan cahaya yang diharapkan sebagai penerangan pada saat gelap.

Lampu teplok merupakan alat (medium) yang dirancang sedemikian rupa, sehingga menjadi alat yang menghasilkan penerangan untuk kebutuhan hidup manusia. Lampu teplok pun merupakan medium yang modern pada zamannya, seperti juga Boedi Oetomo yang merupakan organisasi modern, yang terbentuknya dirancang sedemikian rupa agar tujuan yang diinginkan tercapai.

BEBERAPA JENIS DAN KEUNIKANNYA LAMPU TEPLOK

Lampu Teplok Antik Warna Hijau


Lampu djadoel antik warna hijau ini disebut Teplok. Sebagian orang menyebutnya Ceplik.
Buatan jaman dulu ini bagus tempat minyaknya berwarna hijau bening, tidak seperti buatan sekarang yang banyak gelembung udaranya. Ulir, atau tempat sumbu, atau kenir terbuat dari kuningan, merknya macam-macam, ada Asahi, Camerco dll.

Lampu Teplok Putih Porselen




Balutan warna putih dan hijau memberi gairah baru pada suasana tempo doeloe. Nostalgia pun jadi lebih indah berbalut kesegaran masa kini. Lampu minyak porselen putih klasik dengan ukuran T.17 cm ini tampilan nya sederhana tapi nyeni.
Bahkan karena desainnya yang unik, ditambah faktor usianya yang sudah tua, lampu minyak kuno ini bisa berharga hingga ratusan ribu.

Teplok Biru Jadul


Yang menarik dari teplok ini adalah semprong (penutup atas) kaca nya, he he he....cakep dan manteb..

Lampu Teplok Botol Biru


Lampu teplok yang ini sangat menawan sekali, ini terlihat dari botol minyaknya warnanya biru terang sedangkan semprongnya bak kelopak bunga yang mau mekar, warnanya putih susu sehingga apabila apinya dinyalakan warnanya putih seperti lampu neon dengan titik api warna kuning emas.

Lampu Teplok Kembar Unik


Lampu teplok kembar ini bentuknya unik sekali, selain bentuknya mungil juga tempat minyaknya terbuat dari kaleng yang unik serta warnanya masih mengacu pada warna jadoel yaitu warna hijau dan biru panci.

Lampu Teplok Mini


Lampu Teplok Berry Camerco Germany





Lampu Teplok Tudung





Lampoe Kap merah


Lampu teplok warna merah dengan kap warna senada ini nampak cantik, etnic sekaligus romantic.... bener nggak.......

Yang ni bingung apa namanya




Dua lampu teplok ini ukurannya lumayan besar, dari kaca semprongnya terlihat berbeda dengan modelnya yang lama, 2 lampu teplok ini masih beredar di beberapa tempat namun amat jarang. Lampu teplok yang mempunyai tutup warna putih, dapat di gantung atau di taruh pada meja, tutup putihnya terbuat dari bahan plastik bukan dari plat besi disini agak berbeda dengan lampu teplok lama. Namun 2 lampu teplok ini sangat unik dan Jadoel.

Ini Apa lagi Namanya






lampu teplok awali kisah alim markus di balik besarnya maspion

"cintailah produk-produk indonesia". Slogan itu sepertinya tak asing di pemirsa televisi. Ya, slogan itu memang dipopulerkan alim markus, ceo maspion group. Di layar televisi alim markus tidak sendirian, dia bareng artis senior titik puspa.
Karena iklan itu, di mana-mana kini alim markus identik dengan produk-produk indonesia.

Alim markus (lahir di surabaya, jawa timur, 24 september 1951; umur 58 tahun) adalah seorang pengusaha indonesia sekaligus sebagai pemilik bisnis maspion group. Ia mengambil kursus manajemen di pan pacific professional management, taiwan. Sejak tahun 1971 sampai saat ini ia menjabat sebagai presiden direktur maspion group.

Alim husin, pendiri maspion, memulai produksi lampu teplok tahun 1961 dengan mendirikan usaha kecil ud logam jawa. Dibantu oleh istrinya angkasa rachmawati dan delapan orang karyawan, alim husin ketika itu sanggup memproduksi 300 lusin lampu teplok perhari. Di sini, walau masih kecil alim markus kelahiran surabaya 24 september 1951 sudah mulai aktif melibatkan diri membantu ayahnya. Dan ketika duduk di bangku smp di tahun 1966 dia memilih berhenti sekolah untuk terjun langsung memproduksi lampu teplok.

Sukses dengan lampu teplok, usaha kemudian dikembangkan memproduksi lampu badai untuk para nelayan. Di kemudian hari dimulai pula produksi perabot rumah tangga lain dengan bahan plastik seperti ember, baskom, loyang, dan sebagainya. Pada tahun 1972 usaha keluarga alim husin semakin maju dan berkembang sehingga dirancanglah nama dan logo baru, ketemu maspion yang menurut alim markus merupakan singkatan dari mengajak anda selalu percaya industri olahan nasional.
jadi teringat masa kecil dulu lo listrik mati malam-malam ngidupin lampu teplok, paginya pasti wajahku item-item kayak kesatria baja hitam.. wakkkk

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Visitors

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops