This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.

This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.

This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.

Sabtu, 04 Februari 2012
Pelaut Tua Ini Lintasi Laut Atlantik dengan Rakit
Seorang pelaut Inggris berusia 85 tahun berhasil mewujudkan impian masa kecilnya. Dirinya berhasil melintasi Laut Atlantik hanya dengan menggunakan rakit.

Ditemani tiga rekannya, Anthony Smith membutuhkan waktu dua bulan dalam melintasi Laut Atlantik. Perjalanannya pun terhitung mulus, dirinya hanya dihalangi oleh kerusakan pada bagian kecil dari rakit yang dia gunakan.

Kru kapal ini berangkat dari Pulau Canary, setelah sebelumnya rencana perjalanan sempat tertunda selama satu bulan. Saat memulai perjalanan, kapal ini diisi oleh berbagai makanan seperti jeruk, alpukat, kentang, kol dan labu.

Uniknya rakit ini dibangun dari pipa air yang panjangnya 12 meter dan 14 pipa kecil lainnya. Sementara tujuh pipa digunakan untuk menyalurkan air bersih. Rakit ini juga dilengkapi tiang kapal setinggi 12 meter serta layar yang berukuran 37 meter persegi.

Rakit ini dapat berlayar dengan kecepatan hingga 4 knot. Sedangkan selama mengendalikan rakit, kru diharuskan untuk waspada hingga mereka tidak membaca buku ataupun bermain kartu.
"Saya kira kami semua, menikmati keadaan malam hari dimana kami saling waspada memperhatikan kondisi laut," ungkap Smith seperti dikutip Associated Press.

Aksi yang dilakukan Smith ini merupakan upaya untuk membuktikan bahwa orang lanjut usia masih bisa melakukan kegiatan berbahaya. Mereka melakukan hal ini juga untuk menggalang dana bagi lembaga non-profit Inggris, WaterAid.
Sejarah Para Prajurit Wanita "The Dahomy Amazone" Yang Banyak Menwaskan Tentara Perancis
Dahomy Amazone, atau Mino, adalah Fon (kelompok etnis dan bahasa utama Afrika Barat di negara Benin, dan Nigeria barat daya) resimen militer yang semuanya perempuan di Kerajaan Dahomey (sekarang Benin), yang berlangsung sampai akhir abad ke-19.
Mereka dinamakan demikian oleh pengamat Barat dan sejarawan karena kesamaan mereka dengan semi-mitos Amazon Anatolia kuno dan Laut Hitam.
Prajurit Mino direkrut diantara ahosi ("istri raja"), yang sering berjumlah ratusan. Mereka dilatih dengan latihan fisik intens. Disiplin telah ditekankan.
Pada periode terakhir, mereka dipersenjatai dengan senapan Winchester, dan pisau.Unit ini berada di bawah komando seorang perempuan. Tawanan yang jatuh ke tangan prajurit Amazons ini sering dipenggal.
Tentara Perancis banyak menjadi korban saat bertempur melawan mereka karena keterampilan para prajurit perempuan dalam pertempuran itu disebut " kecakapan dan ketangguhan setiap prajurit amazon ini adalah setara dengan tentara elite pria dari pihak negara kolonial".
Mantan Prajurit Amazon of Dahomey terakhir meninggal pada tahun 1979.
Foto Aksi Perompak Somalia Dan Penghasilanya

Bisnis merompak, omzetnya sungguh menggiurkan ! Menurut menlu Kenya, Moses Wetangula, komplotan bajak laut alias perompak asal Somalia bisa meraup uang sebesar $ 150 juta dollar AS, tahun 2007 lalu, dari hasil uang tebusan atas kapal-kapal laut yang dibajak dan disanderanya.
Pemerintahan Somalia tidak berfungsi secara efektif sejak tejadi perang saudara pada tahun 1991. Setelah 6 bulan kelompok-kelompok perlawanan Islam pada tahun 2006 menguasai hampir seluruh wilayah selatan Somalia, banyak dilaporkan terjadi peristiwa perompakan.
Hampir seluruh kejadian perompakan berlangsung di sekitar Teluk Aden dan di lepas pantai Somalia. Teluk Aden berhubungan dengan Lautan Hindia dan mempunyai link dengan Terusan Suez dan Laut Tengah (laut Mediterania), dimana setiap tahunnya dilewati sekitar 20.000 kapal laut.
Pada tahun 2008 ini saja, sejak bulan Januari sudah 88 kapal diserang di kawasan tersebut dan sejauh ini 33 kapal dikuasai perompak. Para perompak menggunakan kapal kecil cepat (speed boat) dan melengkapi dirinya dengan senjata Kalashnicov beserta pelontar granat ketika sedang beraksi.
Aksi para perompak pada tanggal 14 November 2008 yang lalu sungguh spektakuler, sebuah kapal tanker raksasa (berbobot mati 318.000 ton) berukuran 3 kali lebih besar dari kapal induk, milik perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, bernama Sirius Star, yang membawa penuh muatan minyak mentah sebanyak 2 juta barrel seharga $ 100 juta AS, berhasil dikuasai oleh para pembajak Somalia (Minggu, 16 November 2008).
Yang mengejutkan aksi ini dilakukan jauh dari Teluk Aden, lokasi perompakan yang biasanya mereka lakukan. Sirius Star dalam perjalanan ke AS melalui Tanjung Harapan, Afrika Selatan, tidak melalui Teluk Aden, tetapi melewati Terusan Suez. Kapal tanker ini kemudian oleh para perompak digiring ke Eyl di utara Somalia. Eyl merupakan tempat berlindung bagi para perompak itu.
Perompak meminta uang tebusan 25 juta dollar AS. Mereka siap diserang dan tidak mau melepas kapal milik Arab Saudi yang disandera itu, berawak kapal 25 orang (19 Filipina, 2 Inggris, 2 Polandia dan 2 Arab Saudi). Para pembajak memberi batas waktu 10 hari, jika tidak dipenuhi mereka akan menghancurkannya, tanpa memperinci lebih lanjut.
Intervensi militer akan sulit dilakukan oleh berbagai pihak (terutama oleh Arab Saudi dan AS), karena ini menyangkut nasib sandera dan juga sulit dibayangkan bagaimana akibatnya jika kapal tanker tersebut diledakkan oleh para perompak. Yang pasti bencana besar akan terjadi akibat terbakarnya 2 juta barel minyak yang berada di dalam perut “sang” kapal tanker Sirius !
Sejauh ini pemerintah Arab Saudi secara tegas tak mau berunding dengan perompak. “Pembayaran uang tebusan hanya akan menyuburkan perompakan,” kata Menlu Arab Saudi, Pangeran Saudi al-Faisal.
Maraknya aksi perompakan di lepas pantai Somalia dan sekitar Teluk Aden, serta keberhasilan para perompak mendapatkan uang tebusan dari aksinya, bisa mendorong maraknya lagi aksi-aksi perompakan di perairan Asia, khususnya di sekitar Selat Malaka.
“Saya yakin banyak penjahat dan jaringan kejahatan di Asia menyaksikan peristiwa-peristiwa di Somalia dengan perhatian yang besar,” ungkap Noel Choong, Ketua Pusat Pelaporan Perompakan Biro Maritim Internasional di Kuala Lumpur.
Selat Malaka yang memisahkan Semenanjung Malaysia dengan Pulau Sumatera merupakan salah satu jalur laut tersibuk di dunia, yang di layari lebih dari 70.000 kapal tahun 2007, termasuk kapal-kapal yang memasok sekitar 80 persen kebutuhan energi bagi Jepang dan China.
Perompakan di Selat Malaka pada tahun 2005 menjadi sangat serius sehingga pernah dimasukkan sebagai zona (wilayah) risiko perang. Namun upaya terkoordinasi yang dilakukan Indonesia, Malaysia, dan Singapura untuk mengatasi perompakan, telah membantu menurunkan jumlah serangan di selat itu sepanjang tahun 2008 ini.

Kapal tanker raksasa milik Arab Saudi, Sirius Star, berbobot mati 318.000 ton (3 kali lebih besar dari kapal induk), yang dibajak oleh perompak Somalia.


Para perompak Somalia menggunakan kapal cepat (boat), bersenjatakan Kalashnicov dan pelempar granat dalam aksinya merompak kapal.



Para perompak sedang membajak kapal kargo milik Ukrania, Fina, berawak 21 orang, bermuatan sekitar 30 buah tank Rusia tipe T.72 beserta amunisinya, menuju Kenya, 25 September 2008 yang lalu.


Kawasan Eyl, utara Somalia, tempat persembunyian para perompak Somalia.
