Rabu, 16 November 2011

Gaya Hidup Mewah Anggota DPR


Bentley, Hummer, Mercedes, Alphard, Land Rover. Parkiran DPR kadang seperti showroom.

Ini tentang gaya hidup. Tentang kemewahan para wakil rakyat kita di Senayan. Rumah mewah. Mobil mewah. Mobil yang harganya miliran rupiah, yang membuat rumah rakyat di Senayan itu, tampak seperti showroom mobil mewah. Ada Alphard, Hummer dan Bentley. Publik heboh.

Selasa, 15 November 2011, sejumlah anggota DPR yang memarkir mobil mahal itu digarasinya, sibuk menjelaskan asal-muasal. Hampir semua bilang bahwa mobil yang harganya selangit itu dari berdagang, yang sudah ditekuni sebelum ke Senayan. Jadi apa masalahnya? Begitu mereka bertanya.

Soal gaya hidup mewah para politisi itu, diletupkan pertama kali oleh Busyro Muqoddas. Busyro adalah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia tidak sekedar menyinggung mobil mewah, tapi juga menyebut gaya hidup hedonis sejumlah politisi.

“Mereka sangat perlente. Mobil dinas saja Crown Royal Saloon yang jauh lebih mewah dari mobil perdana menteri negeri tetangga. Mereka lebih mencerminkan politisi yang pragmatis-hedonis,” kata Busyro. Sentilan itu disampaikan Ketua KPK ini dalam pidato kebudayaan, yang berlangsung di Dewan Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki, Kamis 10 November 2011. Gaya hidup hedonis itu sangat terkait dengan korupsi.

Lembaga negara, lanjut Busyro, yang dihuni pemberhala nafsu dan politik kekuasaan dengan moralitas rendah, adalah akar dari segenap perilaku koruptif. Jika tidak segera dicegah, korupsi itu bisa membenam bangsa ini.

Sentilan Busyro itu disambut sejumlah kalangan. Politisi muda Golkar, Indra J Piliang, menyebutkan bahwa gaya hidup mobil miliaran itu sangat berbeda dengan para pahlawan. “Anggota DPR sekarang punya mobil sekian miliar, Alphard segala macam. Selalu ada kaitannya dengan materi. Sementara materi adalah hal yang dihindari para pahlawan. Bandingkan,” kata Piliang.

Ia menyebut sejumlah pahlawan, seperti Agus Salim, yang sama sekali tidak mempunyai mobil. Tidak pernah bergelimang harta tapi dihormati. Sampai kini.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menegaskan bahwa adalah wajar bila orang ramai menaruh curiga dengan kecenderungan hidup mewah sejumlah anggota dewan. “Kalau dari hasil keringat sendiri, saya kira orang juga tidak akan mempermasalahkan,” kata Fadli dalam sebuah diskusi yang digelar di Rumah Perubahan 2.0 di Jakarta, Selasa 15 November 2011.

Bisnis dan Resepsi Pernikahan

Mobil mewah memang cukup banyak di Senayan. Tapi para pemilik mobil-mobil itu membantah bahwa mobil-mobil itu adalah hasil patgulipat. Mereka mengaku membeli mobil-mobil itu dengan hasil keringat sendiri. Dari berdagang sebelum menjadi wakil rakyat.

Dengarlah penjelasan Herman Hery. Dia politisi dari PDI Perjuangan. Memiliki mobil Bentley yang harganya miliaran rupiah. “Saya ini pengusaha. Apa dosa kalau anggota DPR punya mobil bagus?” kata Herman kepada wartawan di Gedung DPR, Selasa 15 November 2011. Mobil itu, katanya, dibeli awal 2004.

Herman mengaku sudah melaporkan ihwal mobil Bentley itu ke KPK. “Harta kekayaan saya Rp28 miliar dan apa salahnya kalau punya mobil bagus,” katanya.

Herman adalah wakil rakyat dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur, propinsi yang masih tergolong miskin dan angka kematian anak dan ibunya cukup tinggi. Selain sebagai anggota DPR, Herman juga tercatat sebagai Ketua Umum Harley Owners Group dan Presiden Komisaris PT Dwimukti Group.

Herman menjelaskan bahwa mobil Bentley itu tidak dipakai saban hari. Dipakai hanya untuk keperluan bisnis atau menghadiri resepsi pernikahan bersama istrinya. “Juga untuk jemput rekanan bisnis dari luar negeri,” katanya.

Mengantor ke Senayan, tutur Herman, dia menumpang Toyota Fortuner. Herman meminta masyarakat agar jangan selalu menilai negatif anggota DPR yang memiliki mobil. Lihat dulu asal-usulnya. “Kalau dari aktivis lalu setelah jadi anggota DPR tiba-tiba naik Bentley, bisa dipertanyakan dan bisa dicek laporan harta kekayaannya. Tapi kalau dari pengusaha, apa salahnya?” ujar Herman.

Herman memang sudah melaporkan jumlah kekayaanya kepada lembaga negara. Dari laporan Hery kepada LHKPN tanggal 24 Februari 2010 diketahui bahwa total harta kekayaan Rp23,4 miliar dan US$330.000. Sementara kendaraan yang dilaporkan antara lain Aphard dan Range Rover.

Politisi Golkar Bambang Soesatyo tampak enggan mengomentari isu hedonisme dan mobil mewah anggota DPR itu. Bambang sendiri memiliki Bentley dan Hummer. Dua mobil itu, katanya, dibeli sebelum menjadi anggota DPR. “Mobil itu saya peroleh Januari 2008. Lalu Oktober 2009 saya dilantik jadi anggota DPR. Tahun 2009 itu juga saya masukkan mobil Bentley dan Hummer milik saya dalam Laporan Harta Kekayaan di KPK,” papar Bambang.

Bambang menegaskan bahwa tidak perlu berlagak kaya atau miskin untuk menarik simpati rakyat. “Sebaik-baiknya hidup, ya apa adanya saja. Yang penting jangan pamer. Biar publik yang menilai,” kata Bambang. 

Anggota Pansus Century DPR itu menekankan, kendaraan yang digunakan anggota DPR tidak lantas mencerminkan sikap dan perjuangan yang bersangkutan. Bambang mengaku sangat jarang menumpang mobil-mobil mewahnya ke DPR. “Bahkan wartawan DPR lebih sering lihat saya pakai Terrano atau Jeep,” kata dia.

Mobil-mobil Bambang Soesatyo yang tercatat dalam laporan LKHPN per tanggal 28 Januari 2010 adalah Bentley, Hummer, Land Rover, Mercedes, Alphard, dan Harley. Sementara total harta kekayaannya Rp24,1 miliar dan US$20.095.

Selain dua politisi itu, sejumlah wakil rakyat juga tercatat memiliki mobil mewah dalam daftar harta kekayaan mereka di LHKPN. Banyak yang memiliki Alphard.

Gaya Hidup DPR, Perlukah Diatur?

Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengimbau anggota DPR yang bergaya hidup mewah untuk lebih berempati kepada rakyat yang mereka wakili. “Banyak terjadi cara hidup yang tidak pantas di tengah rakyat yang mau cari makan saja masih susah,” kata Mahfud.

Apapun, Mahfud menyatakan, banyak juga anggota DPR yang sudah kaya sebelum mereka dilantik menjadi wakil rakyat. Tapi, imbuhnya, tak sedikit juga yang kaya mendadak. “Misalnya sekarang rumahnya tiba-tiba jadi lima dan diatasnamakan orang lain. Mobilnya begitu banyak, pegang saham di sana-sini, menampilkan gaya hidup yang berlebihan,” ujar Mahfud yang juga mantan anggota DPR dari Fraksi PKB.

Gaya hidup mewah sebagian anggota DPR, kata Mahfud, bisa memicu tindakan memperkaya diri sendiri seperti korupsi. “Korupsi dalam arti hukum itu mengambil uang negara dengan memperkaya diri sendiri dengan cara-cara melawan hukum. Tapi banyak juga korupsi yang nonkonvensional,” kata Mahfud.

Isu hedonisme dan mobil mewah juga menjadi perhatian partai-partai politik. Golkar bahkan menginstruksikan kadernya untuk tidak menggunakan mobil mewah saat bertugas ke DPR. 
“Tidak masalah kalau benar-benar didapat dari hasil bisnis mereka. Tapi saya imbau pada seluruh anggota Partai Golkar yang duduk di parlemen untuk tidak memakai mobil mewah meskipun mereka mendapatkannya dari hasil keringat sendiri,” kata Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.

Sekjen Partai Amanat Nasional, Taufik Kurniawan, juga khawatir dengan menguatnya identifikasi hedonisme dengan anggota DPR. Taufiq menyarankan anggota DPR untuk hidup sederhana, guna memberi contoh kepada rakyat yang mereka wakili. Apalagi, kata dia, pola hidup sederhana adalah sebagian dari iman.

“Pola hidup sederhana itu pilihan hidup seseorang, sing iso ngilo githoke (bercermin pada kemampuan diri). Jadi kita harus bisa menimbang kemampuan kita sendiri. Ojo dumeh, aji mumpung (mentang-mentang sedang berkuasa),” kata Taufik.

Gaya hidup mewah anggota DPR, lanjut Taufik, berpotensi menyakiti perasaan rakyat yang sedang kesusahan, dan bertentangan dengan nilai universal. “Semua orang tidak boleh hidup bermewah-mewahan dan berlebihan,” ujarnya. Namun ia mengingatkan pengkritik agar bersikap proporsional.

“Di luar politisi pun banyak orang yang pola hidupnya lebih mewah dari anggota DPR,” kata Taufik. Apapun, sebagai salah satu pimpinan DPR, dia mendorong semua anggota DPR untuk menerapkan pola hidup sederhana. “Marilah kita bangun semangat kebersamaan bahwa kita harus bisa sederhana. Pada saat penuh keterbatasan, jangan dumeh nduwe (mentang-mentang punya) terus pamer,” imbuhnya.

Ketua Fraksi Demokrat, Jafar Hafsah, bahkan mengusulkan penyusunan aturan khusus bagi anggota DPR, misalnya dengan menetapkan standar harga mobil yang digunakan oleh mereka. “Misalnya tidak bisa melebihi harga Rp1 miliar, atau paling mahal Rp500 juta. Soal merk, terserah anggota DPR yang menyesuaikan,” kata dia.

Solusi alternatif, kata Jafar, adalah dengan menyeragamkan jenis mobil anggota DPR, seperti yang selama ini berlaku pada menteri. "Pejabat menteri kan seragam karena mobil dinas, jadi bisa juga seperti itu,” kata dia. Tanpa pengaturan khusus, Jafar menilai, tak ada jaminan gaya hidup mewah anggota DPR bisa berhenti.

Namun pengaturan khusus semacam itu tidak disepakati oleh Wakil Ketua DPR Anis Matta. Menurutnya, gaya hidup pejabat publik tidak perlu diintervensi secara berlebih. Ia menekankan, yang paling penting diurusi adalah kinerja pejabat publik tersebut. “Biarlah gaya hidup orang per orang itu menjadi pilihan pribadi dan tidak perlu diintervensi oleh negara,” ujar Sekjen PKS itu.

Sementara itu, politisi PDIP Eva Kusuma Sundari berpendapat, pernyataan Busyro mengenai perilaku hedonis para anggota DPR dipahami salah kaprah oleh masyarakat. “Gaya hidup bukan salah satu indikator kinerja. Baik hedon maupun asketis, kalau tidak fungsional sebagai politisi dan tidak memberikan dampak bagi penyelesaian masalah, keduanya harus dikecam,” tegas Eva.• VIVAnews



0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Visitors

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktops